TOKOH PERINTIS PESANTREN SABILIL MUTTAQIEN (PSM)
- September 15, 2019
- by
PENDIRI PESANTREN TAKERAN KH HASAN ULAMA
Kyai Hasan Ulama’ adalah seorang tokoh pemuka agama dan ahli
Hikmah Sufiyah. Beliau adalah pendiri Pesantren Takeran yang menjadi
cikal bakal adanya Pesantren Sabilil Muttaqien saat ini. Kyai Hasan
Ulama merupakan putera dari Kyai Khalifah atau Pangeran Cokrokertopati
yang menjadi penasihat spiritual Pangeran Diponegoro yang berasal dari
Kebondalem Kemusuk Argomulyo Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Disaat
terjadi peperangan dengan penjajah Belanda, Kyai Khalifah mengungsi
kearah timur untuk menghindari dari pengejaran. Hingga sampailah ke
wilayah Ponorogo tepatnya di sebuah desa yang disebut desa
Bogem-Sampung. Selanjutnya Kyai Khalifah memulai dakwahnya dengan
mendirikan masjid dan pesantren di wilayah tersebut.
Setelah Mbah Kyai Hasan Ulama’ memegang Mursyid Thoriqoh
Syathoriyah dan mendirikan Pesantren Takeran, beliau meletakkan
dasar-dasar atau azas Pesantren Takeran yang merupakan cikal bakal
Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) yang tercantum dalam Majmu’ah Risalah.
Di Majmu’ah Risalah tersebut tertulis bahwa “Mbah Kiyai Hasan Ulama’
mendirikan Pesantren Takeran mempunyai maksud dan tujuan yaitu
mendirikan dan mewujudkan sumber pendidikan, pengajaran, dan penyiaran
Islam seluas-luasnya”. Dasar cita-cita beliau adalah “Memancarkan
pendidikan luas tentang Islam sehingga Pesantren ini dapat mengeluarkan
sebanyak-banyaknya orang yang cakap dan luas serta tinggi kefahamannya
tentang agama Islam rahin berbakti dan beramal kepada masyarakat,
berdasarkan Taqwa kepada Allah, sehingga menjadi anggota masyarakat yang
berilmu (terpelajar), beramal dan bertaqwa”.
KH IMAM MUTTAQIEN
KH. Imam Muttaqien merupakan penerus sekaligus putra sulung
dari Kyai Hasan Ulama. Dalam sistem pengajaran yang beliau terapkan
masih dengan mempertahankan yang diajarkan oleh Kyai Hasan Ulama. Pada
masa ini beliau hanya melakukan pengembangannya yang telah luas.
KYAI IMAM MURSYID MUTTAQIEN
Kyai Imam Mursyid Muttaqien adalah putra dari KH. Imam
Muttaqien, diusianya 23 tahun beliau telah menggantikan ayahnya. KH.
Imam Mursyid Muttaqien memprakarsai adanya sistem pembaharuan dengan
pola kepemimpinan pesantren. Selain itu melakukan perubahan nama dari
Pesantren Takeran menjadi Pesantren Sabilil Muttaqien. Sistem pendidikan
melalui sistem pendidikan melalui pendekatan terpadu antara cara lama
dengan cara baru. Cara lama / tradisional adalah dengan pengajaran
“Weton Sorogan”. Cara baru sistem madrasah, dengan aturan klasikal
sesuai dengan tingkatan umur dan kebutuhan yang ada. Pengenalan dan
penerapan sistem ini diharapkan menjangkau yang lebih luas terhadap
kemaslahatan umat, sehingga segala lapisan masyarakat dapat mengenyam
pendidikan di Pesantren Takeran sesuai dengan tujuan pendirinya Kyai
Hasan Ulama’.
KH. Imam Mursyid Muttaqien meletakan
pengelolaan/pengembangan Pesantren yang terpadu melalui sistem mekanisme
organisasi dengan kelengkapan struktur dan fungsinya. Sistem ini sama
sekali tidak mengubah dasar/jiwa pendiri Pesantren Kyai Hasan Ulama’,
tetapi merupakan pengembangan sistem yang lebih komprehensif /
akomodatif dalam menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Hj. SITI FAUZIAH & KH. MOH. TARMOEDJI
Krisis kepemimpinan PSM terjadi saat peristiwa pemberontakan
PKI 1948, yang menyebabkan Pemimpin Umum dan pengurus serta pengasuh
banyak yang gugur. Siti Fauziah, merupakan adik dari KH Imam Mursyid
Muttaqien yang merupakan pula anak dari KH. Imam Muttaqien berdasarkan
pertemuan pengurus pusat menghasilkan Ihtifal V di Magetan dengan hasil,
pembentukan organisasi di segala bidang dengan dipelopori olehnya.
Dibawah kepemimpinan Siti Fauziah pula didirikan Muslimat PSM.
Selanjutnya beliau menjadi istri KH. Mohammad Tarmoedji.

0 comments:
Post a Comment